Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan Intensifikasi pertanian selama 30 tahun terakhir menyebabkan menurunnya daya dukung tanah pertanian. Hara (sari pati makanan) tanah dan bahan organik tanah terkuras dengan cepat, tetapi hanya hara kimia (pupuk kimia) saja yang di tambahkan ke dalam tanah.
Akibatnya terjadi kondisi seperti di bawah ini :
Kandungan bahan organik tanah saat ini hanya 1%, padahal yang ideal adalah 5 %.
Aktifitas mikroba tanah rendah.
Sifat fisik, kimia, dan biologi tanah menurun.
Kesuburan tanah berkurang.
Kebutuhan pupuk kimia cenderung meningkat, tetapi tidak selalu diikuti oleh peningkatan produksi.
Penggunaan bahan–bahan kimia untuk herbisida, fungisida, dan insektisida oleh petani dilakukan tanpa memperhatikan petunjuk pemakaian. Produk–produk pertanian kita terkontaminasi oleh residu bahan–bahan kimia berbahaya. Residu kimia ini sangat berbahaya untuk kesehatan. Residu bahan kimia yang tersisa di tanah menyebabkan pencemaran lingkungan dan merusak keseimbangan biota tanah.
Revolusi hijau telah memberikan sebuah pelajaran sangat berharga bagi umat manusia. Bencana revolusi hijau mulai disadari setelah bertahun–tahun kemudian. Meskipun kondisi tanah pertanian kita sudah kritis, namun tidak ada kata terlambat untuk mulai memperbaiki kondisi ini.
Beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki kondisi pertanian kita :
Secara bertahap mengurangi penggunaan pupuk kimia dan bahan–bahan kimia berbahaya lainnya di dalam budidaya pertanian.
Kembali menggunakan pupuk alami / organik untuk mengembalikan kesuburan tanah pertanian kita.
Menggunakan pestisida hayati atau nabati yang lebih ramah lingkungan dengan memperhatikan kelestarian alam.
Dengan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR), beberapa mikrobia memiliki peranan yang sangat unik, yaitu mengeluarkan hormone atau senyawa seperti hormon tanaman. Hormon tanaman ini akan di serap oleh tanaman dan membantu tumbuh kembang tanaman. Tanaman bisa tumbuh lebih besar, lebih kuat, dan produksinya juga bisa meningkat
Isu yang berkembang di dunia pertanian bergeser dari isu kuantitas untuk mencukupi kebutuhan pangan ke isu kualitas dan keamanan pangan. Kedua isu ini menjadi dasar pengembangan teknologi pertanian masa depan. Kualitas pangan meliputi rasa, kandungan gizi, dan vitamin. Keamanan pangan meliputi menghilangkan / mengurangi residu bahan–bahan kimia, herbisida, dan pestisida yang berbahaya bagi kesehatan.
Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu. Yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agrosistem secara alami. Sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan. Teknologi yang mendukung tercapainya tujuan ini adalah menyediakan pupuk organik, biofertilizer, biodecomposer, biocontrol, dan bioremediasi.
Hijau Subur mengadopsi bioteknologi terkini untuk mendukung tercapainya pertanian organik. Mikrobia–mikrobia bermanfaat sebagai biofertilizer, bioremediasi, dan mengandung unsur hara, serta hormon tanaman.